Sabtu, 27 Juli 2013

GIZI BALITA


GIZI SEIMBANG BAGI BALITA
A.               Prinsip Gizi Bagi Balita
       Secara harafiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini.Namun karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia bawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuan yang membedakannya.Anak usia 1-5 tahun dapt pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan prasekolah.Pada masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat,disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kwalitas tinggi,jenis makan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya.

       Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua yaitu : anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “prasekolah”. Balita juga sering disebut senagai konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif. Anak diibawah lima tahun merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat namun kelompok ini merupakan kelompok tersering yang menderita kekurangan gizi. Gizi ibu yang kurang atau buruk pada waktu konsepsi atau sedang hamil muda dapat berpengaruh kepada pertumbuhan semasa balita. Bila gizi buruk maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu berpengaruh pada kehidupannya di usia sekolah dan prasekolah.






B.               Karakteristik Balita
       Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan oleh ibunya. Dengan demikian, sebaiknya anak diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Pada masa ini laju pertumbuhan lebih besar dari pada masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relative lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang diterimanya juga kecil sehingga polaa makan yang diberikan adalah porsi kecil tapi dengan frekuensi sering.
      
       Pada usia prasekolah, anak menjadi consumen aktif, yaitu mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya (persagi 1992). Masa ini juga sering dikenal sebagai “masa keras kepala” karena pada masa ini sudah bergaul dengan lingkungannya terutama pada anak yang sudah lebih besar sehingga anak mulai senang jajan. Dan apabila ini terjadi maka jajanan dapat mengurangi asupan zat gizi pada anak. Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis, kesehatan, dan social anak.

C.               Faktor- factor yang mempengaruhi pemberian makanan
-  Ketersediaan makanan terkadang menjadi factor yang mempemgaruhi pemberian makanan karena tidak semua tingkat social ekonomi orang sama sehingga ketersediaan makan dirumah berbeda-beda.
-  Pengaetahuan ibu tentang gizi,diketahui bersama bahwa tidak semua ibu yang mengetahui tentang gizi apalagi gizi untuk anaknya.Itu semua dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan social ekonomi.Banyak anak yang kurang gizi karena kebanyakan ibu tidak mengetahui tentang gizi.
-  Adanya pantangan,terkadang anak-anak mempunyai pantangan dengan jenis makanan tertentu,disinilah dilihat bagaimana pintar-pintarnya seorang ibu untuk mengganti suatu jenis makanan yang cocok untuk anaknya agar bisa memenuhi pemenuhan gizi anaknya.
-  Pendapatan keluarga sangat berpengaruh,kita lagi-lagi melihat dari status social ekonomi.tidak semua pendapatan orang sama sehingga pemenuhan gizi bisa terpenuhi.   
D.               Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhab Dan Perkembangan
       Gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan karena didalam gizi memiliki keterkaitan yang erat hubungannya dengan kesehatan dan kecerdasan. Apabila anak terkena defisiensi gizi maka kemungkinan besar anak mudah terkena infeksi. Gisi sangat berpengaruh terhadap nafsu makan, kehilangan bahan makanan seperti mulai diare dan muntah- muntah, serta metabolisme makanan pada anak. Selain itu juga dapat diketahui bahwa infeksi menghambat reaksi imunologis yang normal dengan menghabiskan sumber-sumber energi tubuh.


       Penyakit kwashiorkor dan marasmus menyebabkan penderita kehilangan bahan makanan, penghancuran jaringan tubuh semakin meningkat, karena dipakai untuk pembentukan protein atau enzim-enzim yang diperlukan dalam usaha pertahanan tubuh dan akan berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan anak selanjutnya.Yang lebih parahnya lagi kuman-kuman yang tidak berbahaya pada anak dengan gizi normal akan bisa menyebabkan kematian bagi anak dengan gizi buruk.Masalah defisiensi gizi khususnya KPP menjadi perhatian karena menunjukkan adanya efek jangka panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak manusia. Gizi kurang banyak banyak diderita oleh anak-anak Indonesia yaitu marasmus dan kwasphiorkor. Ancaman perkembangan gangguan otak akibat kurang gizi lebih sering terjadi pada anak yang marasmus disbanding dengan anak yang kwashiorkor. 

E.               Menu Seimbang Bagi Balita
       Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini otak balita telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancer. Balita membutuhkan lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat. Menu seimbang untuk balita yaitu:
1.                Gula dan Garam
Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram.Cermayi makanan balita karena makanan orang dewasa belum tentu cocok untuknya. Kadang makanan ibu terlalu banyak garam atau gula, bahkan mengandung bahan pengawet atau pewarna buatan.
2.                Porsi makan
Porsi makan anak juga berbeda dengan orang dewasa. Mereka membutuhkan makanan sumber energy yang lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil namun sering.
3.                Kebutuhan Energi dan Nutrisi
Bahan makanan sumber energy seperti karbohidrat,lemak,protein, vitamin,mineral,dan serat wajib dikonsumsi anak setiap hari. Lakukan pengaturan agar semua sumber gizi tersebut ada dalam menu sehari.
4.                Susu Pertumbuhan
Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita. Sedikitnya balita butuh 350 ml/12 ons per hari. Susu pertumbuhan merupakan susu lengkap gizi yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia 12  bulan ke atas.

Menu seimbang yaitu gizi yang harus terpenuhi untuk menjaga keseimbangan gizii tubuh yaitu: 
1.                Karbohidrat seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mie. Selain sebagai menu utama, karbohidrat bisa diolah sebagai makanan selingan atau bekal kesekolah seperti puding roti atau donat kentang yang lezat.
2.                Buah dan sayuran seperti pisang, papaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran beragam mengandung zat gizi berbeda. Berikan setiap hari dalam bentuk segar atau diolah menjadi jus.
3.                Susu dan produk olahan susu. Pastikan balita mendapatkan asupan kalsium yang cukup dari konsumsi susunya.
4.                Protein seperti ikan, susu, daging, telur, dan kacang-kacangan. Tunda pemberiannya bila terjadi alergi atau ganti dengan sumber protein lain. Untuk vegetarian gabungkan konsumsi susu dengan minuman berkadar vitamin C tinggi untuk membantu penyerapan zat besi.
5.                Lemak dan gula seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan mentega. Roti dan kue juga mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak. Pastikan balita mendapatkan kadar lemak esensial dan gula yang cukup bagi pertumbuhannya. Namun perlu diperhatikan bahwa lemak dan gula  tidak digunakan sebagai pengganti jenis makanan lainnya ( seperti karbohidrat).



      



Tidak ada komentar: